Ugh. I'm twenty-five. Already.
Di awal 20an saya pikir di umur segini saya akan punya penghasilan cukup, sebuah rumah yang bagus, mobil, dan tentu saja sedang mempersiapkan pernikahan. Ibu saya menikah di umur 25 dan saya semenjak kecil sudah menetapkan dalam hati, saya juga akan.
Hari ini saya cuma bisa bilang saya sudah punya penghasilan yang cukup, Alhamdulillah, tapi seberapa cukup sih 'cukup'? Cukup itu sendiri seperti karet gelang, mengikuti objek benda yang dikitarinya. Boro-boro rumah, mobil pun saya ngga punya, kecuali cukup besar hati merelakan sebagian besar pendapatan saya untuk memilikinya, yang mana nantinya penghasilan saya jadi nggak cukup lagi. Pernikahan? Uhuk, saya single. (Ceritanya nanti ya di post lain, saat ini saya masih meraba untuk merasa,...)
Perjalanan menuju umur ini penuh dengan eksplorasi terhadap diri sendiri. Banyak emosi. Sedih, tawa, kesal, bahagia, gemes-gemes geregetan, excited, dan banyak lagi. Saya menemui banyak orang-orang baru, rasa, cara hidup, pola pikir, sudut pandang, dan semua yang juga baru. Saya mensyukuri setiap detiknya, berterima kasih kepada orang-orang yang rela membagi waktunya dan membiarkan hidupnya menyentuh hidup saya.
Saya masih akan mengemban umur ini setahun lagi, dan saya harap di depannya saya akan menemukan kedewasaan, kematangan, juga masa depan. Saya harap orang-orang yang ada di depan nanti menyambut saya dengan tangan terbuka dan mengajarkan saya lebih banyak lagi, membukakan mata saya lebih lebar lagi, dan menghangatkan hati saya lebih-lebih lagi.