Pages

Tuesday, June 26, 2012

The Birthday Boy


Today is my BF's birthday.
A person that share his life (so he said) with me in the last two months.
Also made plans with me and hold my hand gently to the future. Keep my faith and trying his best to walk there. 
In some mornings in a month, the first person I look when I awake. Although it's pretty creepy to know he sometimes stared at me when I sleep.
My check-in person, to know where I am, who i am with, what the hell am I doing and when will I get home.
Kinda childish at some times, but can be a grown up when I need it.
And maybe a little narcissistic individual.
A possessive guardian who will be upset every time my phone made a sound, even it was just from the SIM card provider.
Those head is stubborn, he won't do a thing unless he feels he need to. 
Never get tired to remind me to have a normal life, while he's not even practicing it. Either love me more than himself, or simply an ignorant person.
Sometimes too kind he can't tell which is pure and which is not.
He think he's clever, but surely not more than me.
Young, dynamic, enthusiast soul who'll jumped out when he see something interesting. Get drawn easily and think later. 

This is my man.

Who just ask for a call out of the blue and said :
"Kita married tahun depan ya. Abis aku lulus, kita married. Nggak usah takut aku nggak punya pekerjaan tetap. Nggak papa kan kalo aku freelance dulu yang penting aku bisa punya penghasilan,..."
"Ha? Apa sih nih kok tiba-tiba?"
"Aku nggak mau kehilangan kamu, De. Udah cukup banyak aku kehilangan temen aku. Temen-temen di Lunar, temen-temen SMP, SMA, belom lagi temen-temen di jalan. Aku nggak mau kehilangan kamu juga."
"Iya, iya."
"Ya mau ya? I love you."
"I love you too."

Well, it's his birthday so I guess he's pretty knocked out. He said "I love you" eight times. 

You already know my prayer.

Happy birthday, Boy. :)

Tuesday, June 12, 2012

When The 'Get The Job Great On Time' Is Not Enough

Meja harus bersih. Masuk harus jam sepuluh pagi. Pulang harus jam enam sore. Makan siang jam dua belas sampai jam satu siang, lewat dari situ ya derita lu. Harddisk nggak boleh berserakan di meja. Dilarang sidejob di kantor. Kunci dipegang secara bergantian.

Jadilah, jam delapan pagi saya sudah nangkring di kantor saya di negara Cina. Ups, Pluit. Kebetulan hari ini giliran saya memegang kunci, dan saya begitu parno takut telat lantas teman-teman nggak bisa masuk, sampai-sampai bangun dan datang kepagian. 

Peraturan baru ini cukup membuat saya merasa seperti ada nyamuk mengelilingi saya : risih. Selama saya bekerja sebagai editor di industri kreatif (yah, baru sekitar enam tahun sih) saya biasa bekerja dengan aturan "Get the job done great on time". Dan tidak sekalipun, dimanapun, saya langgar aturan itu. Saya merasa tidak bisa mengejar deadline, job saya tolak. Saya merasa tidak bisa membuat hasilnya bagus, saya diskusikan gimana baiknya. But I never crossed the line.

Pada dasarnya hampir semua perusahaan yang mempekerjakan karyawan in-house pasti punya peraturan mendasar ya kan. Semasa di O Channel dulu saya terbatasi aturan shift, tapi dibebaskan mengambil shift mana yang saya suka, selama waktu absen 9 jam. Kurang dari itu, nggak dapet uang makan. Oh well, saya sih sebodo amat dengan uang makan yang cuma dua puluh lima ribu rupiah kalau terpaksa meninggalkan kantor karena side job. Satu aturan saya, saya akan menyelesaikan pekerjaan saya dulu dan tidak akan membebaninya ke teman-teman editor lain. 

Awal-awal pindah ke ESA Multi Media, saya harus datang jam sepuluh pagi. Pertama menjalaninya saya cukup merasa kesulitan, karena bangun pagi lalu mengawali hari dengan macet itu rasanya menyebalkan sekali. Pulang jam enam sore lalu mengakhiri hari dengan macet, lebih-lebih lagi. Buntutnya saya selalu merasa capek setiap sampai  rumah, padahal kan kerjaan saya sama, duduk depan monitor. 

Sekarang tiba-tiba ada aturan-aturan perintilan macam ini. Duh. Oke meja saya berantakan, tapi coba dong liat kerjaan saya, berantakan ngga? Keharusan membersihkan komputer karena 'lack of sense of belonging', duh, iMac saya dirumah aja, saya lupa kapan terakhir bersihin. Dan lalu apa? Dilarang side job di kantor karena tuduhan mencuri waktu dan menggunakan alat kantor? Here, kerjaan kantor saya hampir selesai padahal makan siang saja belum mulai, what do I supposed to do, slower my speed?

Skill saya maju enggak, malah mundur nih kalau begini caranya.

Lalu apa? Kalau nggak suka, silahkan keluar? Oh tentu. Hidup saya nggak ngeluh melulu kok. Tapi kembali lagi, manusia kan punya plan masing-masing. Yasudahlah, namanya juga dirubung nyamuk. Kalo ganggu, tepok aja.

Saturday, June 9, 2012

Looking back at good old days


Hari Jumat kemarin saya ketemu Gilang & Sonya di Sency. Apalagi kalau  bukan gosip-gosip dan curhat-curhat kecil sambil makan Sushi. Kalau dulu jaman di O Channel bisa seminggu sekali kami nangkring di Sushi Tei, saya bahkan sudah ngga ingat kapan terakhir kali kami nongkrong yang bener-bener bertiga. Sejak resign Februari tahun lalu, Sonya pindah kantor di Bekasi, saya pindah kantor ke Pluit, Bekasi-Pluit itu ujung sama ujung jadi ga bisa ketemuan di tengah-tengah. 


Anyway, ga ada yang bener-bener berbeda dari diri masing-masing setelah setaun lebih ga ketemu bertigaan. Kita masih suka ngomongin orang, masih suka ngerjain mba-mba Sushi Tei. Dan topik gosipnya ya ngga jauh-jauh dari temen-temen O Channel. :p Sonya curhat tentang peristiwa putus dia yang terjadi baru-baru ini, Gilang curhat tentang Wanita Idaman Lain suaminya yaitu Ghaida JKT48, Doooh. Dan belum sempat saya curhat (padahal sih ga ada yang mau dicurhatin) Sonya udah ngacir untuk nonton Madagascar bareng temen-temen Gerejanya (yep, dia masih sembarangan)


Setelah nyushi, saya dan Gilang memanfaatkan voucher Starbucks saya. Dan lagi-lagi cuma saya dan Gilang. Setelah beberapa obrolan, suami Gilang dateng, pacar saya dateng, dan Sonya balik lagi. 


"Aduh kok masih pada ngerokok aja sih, berhenti dong." Kata Sonya ketika saya membakar rokok.  


Kalimat itu memicu nostalgia. Saya ingat bagaimana dulu Sonya menghembuskan asap cims ke hidung saya setelah lelah ditolak saat memaksa maksa. Saya ingat Sonya mengajak saya ke dalam mobil penuh dengan asap cims ketika dia dan anak kantor sebelah melakukan ritual 4.20nya. Sonya paling bawel kalau senja sudah tiba, mencari saya atau Gilang, untuk menemaninya mengejar matahari terbenam, lagi-lagi sambil ngecims. Belum lagi ledekan teman-teman kameramen Anak Panti karena kami bertiga, sama-sama punya rambut pendek dan nyaris selalu bertiga. :)


Ah, those good ol' days.



Wednesday, June 6, 2012